Lagi, lagi dan terjadi lagi, serbuan badai
kecantikanmu yang membuat kadar cinta ini meningkat, aku tak tahu lagi
bagaimana membendung rasa ini, sepertinya tanggul jarak yang kuciptakan agar
aku secara perlahan dapat menghapusmu dari ingatanku sia-sia saja, padahal
telah berapa kali kukatan pada hatiku untuk berhenti mencintai orang-orang yang
tak bisa kudapatkan. Pagi tadi senin 11 Maret 2013, aku sengaja mengisi jabatan
ketua kelas yang berdiri paling depan dan pergi untuk melaporkan keadaan kelas
padahal aku telah mengundurkan diri dari jabatan itu, tapi apa yang dapat
membuatku berani melakukaknnya lagi? Melakukan pekerjaan atau jabatan yang
paling ku anti dan kuhindari, jawabannya cuman 1 yakni KAMU. Untuk melihatmu
secara lebih lama sepanjang perjalanan upacara bendera. Secara default kamu itu
sudah sempurna seindonesia raya dimataku tapi pagi tadi kamu menambahkan
faktor-faktor kesempurnaanmu lagi. Apa itu? Suara mu. Suara? Kenapa suara? Saat
kau mengeluarkan suara mu yang selama ini hanya sayup-sayup kudengar, aku
tercengang, gemetar, gembira, hatiku berdesir, mataku tiba-tiba berair tapi ku
tahan agar tak jatuh agar kebahagiaan itu tetap tersimpan dalam mataku,
sepanjang kau mengeluarkannya (Suara) aku mendengarkannya dengan khidmat
menyerap setiap kata-kata keluar melalui bibir indahmu, dan suara indahmu yang
terpampang nyata, walaupun kata-kata yang kau ucapkan aku terlalu memiliki arti
yang indah, tapi semua yang berhubungan denganmu itu indah J itulah seorang pengagum, pencinta penilain
terhadap seseorang yang dicintainya itu subjektif dalam artian penilaianku
terhadapmu tidak berimbang berat sebelah dimana semua jawaban atas semua
pertanyaan tentangmu adalah sempurna.
Kini aku yakin dan pasti seyakin dan sepastinya
akan sebuah kematian bahwa aku untuk kedua kalinya telah mengukir seorang nama
yang tak akan pernah terhapus lagi, seperti yang terjadi pada tahun 2010 silam
saat aku jatuh cinta pada seseorang sampai sekarang dia memuncaki daftar
teratas deretan gebebtanku :D. Dan kejadian itu terulang lagi oleh karena kamu,
sekali terukir susah untuk menghapusnya kembali. Dan seperti sebelumnya juga
aku akan berbuat kebodohan hanya sekedar untuk melihat wajahmu ataupun
mendengar suaramu, itulah Cinta tak pernah selaras dengan logika melainka
selaras dengan hati. Sampai ketemu ditulisan berikutnya J
0 comments:
Post a Comment