Rasa
kagum yang tak terbendung kini menjadi rasa takut akan kehilanganmu. Hari itu
adalah hari perayaan kelahiran Nabi Muhammad S.A.W, kita bertemu dirumah tuhan
yang terletak dihalaman depan sekolah. Aku telah lama mengenalmu, mengetahui
sebagian dari dirimu, tapi kamu tidak bersusah payah untuk melakukan hal yang
sama. Bagiku itu tak apa.
Pagi itu aku telah lama
menunggu kadatanganmu, duduk dijendela kelasku untuk mengamati satu persatu
siswa yang datang berharap kamu terselip didalam kerumunan berurutan siiswa
yang datang, namun lama ku menunggu kau tak kunjung lewat juga. Ketika rasa
bosan menghampiriku seperti asap tak terlihat tiba-tiba saja kau lewat,
memancarkan kegairahan hati yang kuterima dengan sangat baik, terlekuk jelas
kurva senyuman diwajahku, seakan mendapat suntikan semangat kehidupan, aku
kegirangan ternyata engkau datang juga menghadiri perayaan ini, dimana dihari
sebelumnya dan dipagi hari itu juga, rasa khawatir dan kecewa akan dirimu yang
tak datang menggerogoti jiwaku.
Aku pun berlari keluar
kelas, berdiri tak jauh dari pintu gerbang yang secara tersirat aku menyambut
kedatanganmu pagi itu. Dirimu yang biasa dengan pakaian sekolah selalu
mempesona, kini mengenakan pakaian muslim yang sangat mempesona, mataku seakan
menerima daya tarik magnet keindahanm wajahmu, selalu mengikutimu kemana pun
kau pergi. Ketika acara telah tiba aku pun pergi duduk dimasjid, mencari-cari
dalam keramaian, lama baru aku menemukanmu. Mengamatimu sesekali agar tak
menimbulkan rasa curigamu dan agar kau tak beranjak jika aku terus-terusan
memborbardirmu dengan tatapan ketertarikan yang mendalam.
Disaat yang sama ditanganku
terdapat sebuah kamera yang ku gunakan untuk mengambil dokumentasi kegiatan,
namun dari semua hasil, hanya satu usahaku yang berhasil. Saat acara telah
selesai dengan gesit dan lincahnya engkau pergi bersama teman-temanmu
meninggalkan sekolah. Sementara aku duduk diam untuk fokus melukismu di kanvas
hatiku lalu kusimpan kedalam galeri hatiku dan dengan keegoisanku aku tak akan
pernah membuka galeri hatiku agar orang lain bisa melihat lukisanmu dihatiku.
Dear Unspoken Love J
0 comments:
Post a Comment